Kajian Seni Rupa dan Desain Lukisan The Fallen Angel Oleh Alexandre Macabre Teoritik Metodologi Teori Roland Barthes
Kajian Seni Rupa dan Desain
Lukisan The Fallen Angel Oleh Alexandre Macabre
Teoritik Metodologi Teori Roland Barthes
Lukisan adalah salah satu bentuk ekspresi seni yang telah
digunakan oleh manusia selama berabad-abad untuk menyampaikan ide, emosi, dan
narasi. Salah satu karya yang menonjol dalam sejarah seni rupa adalah lukisan
"Fallen Angel" oleh Alexandre Cabanel.
Pada pertengahan abad kesembilan belas, tepatnya pada tahun
1847, pelukis Prancis Alexandre Cabanel, setelah dikritik secara sangat negatif
oleh para ahli, tidak menyerah dan mempersembahkan sebuah karya berjudul
"Malaikat yang Jatuh" kepada dunia. Saat ini, lukisan ini merupakan
bagian dari koleksi seni ekstensif Museum Fabre di Montpellier, Prancis.
Terlepas dari kenyataan bahwa ia sepenuhnya didedikasikan
untuk pelestarian tradisi bergambar Barat, Cabanel selalu memilih untuk tidak
menolak, setidaknya tidak sepenuhnya, gerakan artistik seperti romantisme,
misalnya. Setiap lukisannya mencerminkannya dengan cara yang halus, mengingat
tema-tema sejarah, mitologis dan agama yang dibahasnya.
'Malaikat Jatuh' tidak terkecuali, karena emosi yang berlebihan dalam gerakan protagonisnya tidak ada bandingannya. Untuk penciptaan karya yang luar biasa ini, inspirasinya berasal dari puisi epik 1667 oleh orang Inggris John Milton, yang disebut "Paradise Lost", selain malaikat yang jatuh: Beelzebub, Belial, Mammon, Moloch dan Mulciber
Pendekatan metodologi dalam analisis seni adalah alat
penting yang memungkinkan kita untuk membedah dan memahami berbagai aspek dari
sebuah karya. Metodologi ini mencakup analisis formal, kontekstual, psikologis,
dan semiotik. Analisis formal berfokus pada elemen-elemen visual seperti
komposisi, warna, dan teknik yang digunakan oleh seniman. Analisis kontekstual
mengkaji latar belakang sejarah, budaya, dan sosial di mana lukisan itu dibuat.
Sementara itu, analisis psikologis mencoba mengungkap motivasi dan emosi di
balik karya, baik dari perspektif seniman maupun penonton. Terakhir, analisis
semiotik mempelajari simbol-simbol dan tanda-tanda yang terkandung dalam
lukisan, serta makna yang dihasilkannya.
Dalam konteks "Fallen Angel", metodologi ini akan
membantu kita memahami bagaimana Cabanel menggunakan unsur-unsur visual untuk
menyampaikan cerita dan emosi, serta bagaimana karyanya mencerminkan tema-tema
yang lebih luas dalam seni dan budaya pada masanya. Misalnya, kita akan melihat
bagaimana penggunaan cahaya dan bayangan menambah dramatisasi adegan, atau
bagaimana posisi tubuh dan ekspresi wajah malaikat menggambarkan rasa
kehilangan dan penyesalan. Selain itu, kita juga akan membahas simbolisme dalam
lukisan ini, seperti sayap yang patah dan latar belakang yang suram, yang
semuanya berkontribusi pada narasi keseluruhan.
Dengan menggunakan berbagai pendekatan metodologis ini, kita
dapat memperoleh pemahaman yang lebih kaya dan mendalam tentang "Fallen
Angel" karya Alexandre Cabanel. Analisis ini tidak hanya mengungkap teknik
dan estetika yang digunakan oleh seniman, tetapi juga membuka wawasan tentang
makna dan pesan yang mungkin ingin disampaikan melalui karyanya. Melalui studi
ini, kita dapat menghargai kompleksitas dan keindahan lukisan ini, serta
kontribusinya terhadap perkembangan seni rupa di abad ke-19.
Alexandre Cabanel (1823-1889)
adalah seorang pelukis akademis Prancis yang terkenal karena karyanya yang
memadukan gaya klasik dengan romantisme. Salah satu karya paling terkenal dan
ikonisnya adalah "The Fallen Angel" (L'Ange Déchu), yang selesai pada
tahun 1847. Lukisan ini merupakan salah satu contoh terbaik dari teknik dan
tema yang diusung oleh Cabanel selama karirnya. Cabanel melukis "The
Fallen Angel" ketika ia baru berusia 24 tahun, sebagai karya untuk
mendapatkan Prix de Rome, sebuah beasiswa bergengsi yang memungkinkan seniman
muda belajar di Italia. Meskipun lukisan ini tidak berhasil memenangkan hadiah
utama, karya ini tetap mendapat perhatian yang signifikan dan menunjukkan bakat
Cabanel yang luar biasa. Lukisan ini dipamerkan di Salon de Paris, sebuah
pameran seni tahunan yang prestisius di Prancis, dan mendapatkan pujian atas
keindahan dan ekspresi emosionalnya.
Kerangka Teoritik Metodologi Teori Roland Barthes
Penelitian analisis pada lukisan The Fallen Angel Oleh Alexandre Cabanel menggunakan pendekatan teori semiotik Roland Barthes, Teori ini dapat membantu bagaimana kita memahami makna yang terkandung dalam lukisan tersebut dan bagaimana makna dan tanda tanda dikomunikasikan. Berikut konsep penjelasan tentang lukisan The Fallen Angel menggunakan Teori Roland Barthes :
1. Denotasi
Denotasi adalah makna literal atau langsung yang dapat
dilihat dari sebuah gambar tanpa interpretasi lebih lanjut.
Deskripsi Denotatif:
Subjek Utama: Sosok malaikat jatuh yang tergeletak di tanah.
Penampilan: Malaikat ini digambarkan sebagai pria muda
tampan dengan rambut ikal pirang, mengenakan celana panjang putih, dan tidak
memakai atasan. Sayapnya yang besar dan putih tampak kusut dan rusak.
Ekspresi: Ekspresi wajah malaikat terlihat sedih, marah, dan
penuh penyesalan. Air mata mengalir di pipinya.
Latar Belakang: Latar belakang terdiri dari langit yang
berawan dengan warna gelap dan tanah yang kering.
2. Konotasi
Konotasi adalah makna tambahan atau asosiatif yang muncul
dari elemen-elemen dalam gambar, melibatkan interpretasi budaya dan emosional.
Deskripsi Konotatif:
Kesedihan dan Penyesalan: Air mata dan ekspresi wajah
malaikat menunjukkan rasa kehilangan dan penyesalan mendalam. Ini bisa
mengindikasikan penderitaan setelah jatuh dari surga.
Kerapuhan dan Kerusakan: Sayap yang rusak mengisyaratkan
hilangnya kekuatan dan keindahan, simbol dari kejatuhan dan kehilangan status
yang tinggi.
Kegelapan dan Kejatuhan: Latar belakang yang gelap dan tanah
yang kering mencerminkan suasana suram dan penderitaan, mempertegas tema
kejatuhan dari tempat yang tinggi ke kondisi yang hina.
3. Mitos
Mitos menurut Barthes adalah cara budaya tertentu
mengkonstruksi dan memahami realitas, sering kali dengan memperkuat nilai-nilai
dominan masyarakat.
Analisis Mitos:
Rebelasi dan Hukuman: Malaikat yang jatuh adalah
representasi klasik dari mitos Lucifer atau Iblis yang memberontak melawan
Tuhan dan kemudian dihukum. Ini menggarisbawahi tema ketidakpatuhan dan
akibatnya.
Moralitas dan Kehilangan: Lukisan ini bisa dilihat sebagai
pengingat moral bahwa pemberontakan dan ketidakpatuhan terhadap otoritas ilahi
akan berujung pada hukuman dan penderitaan. Ini memperkuat nilai-nilai dominan
tentang kepatuhan dan moralitas dalam budaya Kristen.
Estetika Romantik: Lukisan ini, dengan estetika keindahan
tragis dan emosi yang mendalam, sejalan dengan nilai-nilai romantisme yang
menekankan ekspresi individu dan kompleksitas emosional.
Kesimpulan
Dengan mengaplikasikan metodologi Barthes, kita dapat memahami bahwa "The Fallen Angel" bukan sekadar representasi visual dari sebuah malaikat yang jatuh, tetapi juga sebuah narasi kompleks yang mengekspresikan tema-tema moral dan budaya yang lebih luas. Lukisan ini berfungsi sebagai pengingat visual akan akibat dari ketidakpatuhan dan keindahan yang tragis dari penderitaan, memperkuat nilai-nilai moral serta estetika romantik dalam budaya saat itu.
Sumber
https://www.culturefrontier.com/the-fallen-angel-lucifer-painting/
https://www.postposmo.com/id/lukisan-malaikat-jatuh/
https://www.arthistoryproject.com/artists/alexandre-cabanel/fallen-angel/
Komentar
Posting Komentar